Hari ini, saya teringat almarhum Gusdur dan tulisanya pada paruh tahun 1999 yang kemudian dijadikan judul salah satu bukunya; ‘Tuhan tidak Perlu Dibela’.
Tulisan itu, bercerita tentang kebingungan seorang sarjana X yang melihat di mana saja ia berada, selalu dilihatnya ekspresi kemarahan dari orang islam.
Dalam khotbah Jum’at yang didengarnya seminggu sekali, teks majalah Islam atau pidato para mubaligh dan da’i, semuanya seolah-olah menyiratkan kemarahan akan berbagai kondisi sosial dimana ‘islam terancam’, diperlakukan tidak adil oleh negara bahkan oleh dunia.
Karena itu mereka para pembela agama harus marah, karena kemarahan itu adalah pelaksanaan tugas amar ma’ruf nahi munkar!
Sampai akhirnya, sarjana itu oleh seorang kawan seprofesi diajak untuk menemui seorang guru tarekat. Lalu, oleh sang guru tarekat sarjana itu menemukan jawaban yang dicarinya, jawaban yang sungguh sederhana ;
“Allah itu Maha Besar. Ia tidak perlu memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada. Apa yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya”
Jika kita, mengikuti jalan pikiran kiai tarekat itu, gusdur berkesimpulan;
Informasi dan ekspresi diri yang dianggap merugikan Islam sebenarnya tidak perlu ‘dilayani’. Cukup diimbangi dengan informasi dan ekspresi diri yang “positif konstruktif”. Kalau gawat cukup dengan jawaban yang mendudukan persoalan secara dewasa dan biasa-biasa saja. Tidak perlu dicari-cari. Karena Islam perlu dikembangkan, tidak untuk dihadapkan kepada serangan orang. Kebenaran Allah tidak akan berkurang sedikit pun dengan adanya keraguan orang.
Seperti sarjana X yang diceritakan oleh Gusdur, setelah membaca kembali tulisan itu hati saya menjadi tentram. Karena Tuhan saya memang tak perlu dibela, Al-Qur’an juga tidak akan berkurang kesuciaan dan kemuliaan nya hanya akibat penistaan yang dilakukan oleh seribu orang seperti Ahok sekalipun .
Tuhan saya tidak perlu dibela apalagi cuman sekedar menghadapi Ahok, walaupun juga DIA tidak menolak dibela!
Selamat hari jumat.
“Allah itu Maha Besar. Ia tidak perlu memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada. Apa yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya”
SukaSuka