
Saya akhirnya tertarik untuk membicarkan tentang bakal calon Gubernur Sulsel 2018. Tentu saja, ini adalah potret situasi hari ini dan pandangan subjektif saya, dan bukan gambaran statis . Karena politik memang dinamis, serta penuh intrik, kalau nggak gitu nggak asik, kata Bang Iwan Fals.
Sejumlah data yang saya munculkan, bukan pula hasil survei, sebagaimana yang lazim saya lakukan. Ini sekedar pembacaan yang saya dan tim IDEC dapatkan dari jejaring sosial yang kami kumpulkan dari 1 Januari – 15 Mei 2017.
Metodologi dan teknis kerja serta hasilnya, juga sudah kami sampaikan pada expose pada kamis (18/5/2017) yang lalu, bisa juga dilihat di sini:http://politikini.id/election/riset-idec-kuasai-facebook-na-didukung-129-komunitas-dunia-maya/
Nurdin Abdullah

Berdasarkan analisis Jejaring sosial yang dilakukan oleh tim IDEC, memang Nurdin Abdulah (NA) masih kandidat yang paling populer dibicarakan di jejaring sosial. Jaringan relawan yang bekerja juga cukup aktif, belum lagi publisitas keberhasilan sosok Bupati Bantaeng ini di televisi dan koran nasional yang memang massif sejak beberapa tahun terakhir, menjadi modal utama bagi Nurdin dikenal luas.

Bahkan sering teman-teman saya sesama dosen di Jakarta banyak yang bertanya, sehebat apakah Profesor bidang agrikultur yang satu kampus dengan saya ini? Biasanya, saya langsung menjawab jujur, saya tidak pernah bertemu apalagi berkenalan. Sama seperti banyak orang lain, saya hanya mengenal beliau dari media, seperti yang pernah saya tulis disini:https://rahmadarsyad.com/2016/03/13/nurdin-abdullah-antara-media-dan-kenyataan/
Semenjak pilkada jakarta selesai, fream publik dengan kemenangan Anis Baswedan sebagai akademisi yang akhirnya memimpin Jakarta, menjadi daya dongkrak baru bagi beliau, ini terekam dari gambaran lima topik yang paling sering dibicarakan tentang NA berikut:

Terlepas dari modal besar popularitas dan juga likebility yang dimiliki oleh Sang Professor, dua pertanyaan yang saya dan mungkin banyak warga sulsel lain tanyakan. Pertama, soal kepastian partai pengusung? Kedua, apakah paket dengan Bapak Tanri Bali Lamo sudah final?
Selama ini, dari pengalaman saya, banyak kandidat dengan popularitas cukup baik akhirnya gagal mengikuti kontestasi hanya karena tidak memenuhi syarat dukungan partai.
Kedua, dengan mengunci paket pasangan dengan Bapak Tanri Bali Lamo, tentu sebuah langkah berani karena akan semakin memperkecil peluang untuk membangun negosiasi dengan parpol pengusung, apalagi beliau berdua sepertinya bukan kader partai. Sedikit banyaknya, kondisi ini akan sangat berpengaruh pada perjalanan pasangan ini menuju arena pemilihan gubernur.
Ichsan Yasin Limpo

Membaca nama belakangnya saja, publik Sulsel sudah tau siapa beliau. Ya, Ichsan saudara kandung Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan ayah dari Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Sama seperti Pak NA, saya juga tidak pernah berkenalan langsung dan hampir pasti pak Ichsan juga tidak mengenal saya, he..he. Sosok mantan Bupati Gowa dua priode ini memang unik, hal ini tercermin dari perbincangan media sosial tentang dirinya dimana salah satu isu yang paling menonjol adalah keberanian IYL untuk tetap maju ke arena pilgub tanpa Partai Golkar.

Padahal dari yang selama ini diketahui luas, Ichsan Yasin Limpo yang kini memakai brand punggawa adalah bendahara Partai Golkar sekaligus tokoh senior di partai beringin.
Hal lain yang menarik dari diri seorang IYL bagi saya, adalah kemampuanya menghadapi konflik. Semenjak mencalonkan menjadi Bupati Gowa, IYL senantiasa diterpa berbagai isu miring, namun akhirnya selalu berhasil keluar dari tekanan dan memenangkan pertarungan.
Mampukah IYL memperoleh kenderaan partai selain Golkar yang hampir pasti akan digunakan oleh Nurdin Halid? Kedua, mampukah IYL kembali membuktikan kepiawaian menghadapi berbagai isue miring yang hampir pasti akan banyak mengarah pada dirinya?
Kita tungu saja, kepiawaian Sang Punggawa yang juga ketua PMI Sulsel tersebut bermain di arena Pilgub Sulsel.
Agus Arifin Nu’mang
Tenang dan selalu nampak penuh pertimbangan, itulah kesan saya beberapa kali melihat Agus Arifin Nu’mang ketika membuka acara dalam kapasitasnya sebagai Wakil Gubernur.
Walau, sama seperti bakal calon gubernur yang lain, kami tidak pernah saling berkenalan apalagi saling sapa. Namun, saya meyakini ketenangan Agus adalah alasan utama Gubernur Syahrul mengambilnya sebagai paket wakilnya selama dua priode.
Dalam jejaring sosial, beliau juga terekam sebagai sosok yang paling banyak dibicarakan karena kesannya sebagai wagub dan sosok yang dipandang berpengalaman di bidang pemerintahan.

Sama seperti, dua kandidat lain pertanyaan bagi bapak wagub yang kini dikenal dengan branding ‘Bagus’, akan mengendarai partai apa setelah Golkar yang juga merupakan akar beliau kini berada di tangan Nurdin Halid?
Mampukah ketenangan Bapak Agus menyelesaikan tantangannya kini, dalam posisinya menjadi calon Gubernur? Sepertinya, Bapak Agus mesti lebih cepat bergerak.
Nurdin Halid- AQM

Jika ada paket bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang hampir pasti menjadi paket cagub dan cawagub, Nurdin Halid-Azis Qahar Muzzakar adalah jawabannya.
Dua nama ini memang sudah dikenal, bukan hanya sebagai jagoan politik lokal namun nasional. Menariknya, setelah melihat perbincangan di media sosial selain soal sebagai calon dari Golkar sebagai ruling party yang menguasai Sulsel selama ini, duet ini adalah duet yang paling sering disebutkan sebagai duet religius.

Perbincangan NH yang melaksanakan umrah, sampai alasan NH berduet dengan Azis menjadi tema yang sering dibahas oleh publik. Berbeda dengan kandidat yang lain yang sedang berburu partai, pertanyaan saya untuk kandidat ini, mampukah duet religius ini mengkonsolidasikan kekuatan baringin di Sulsel yang kini menjadi modal utama mereka?
Apalagi, hampir semua calon gubernur yang akan maju dahulu adalah tokoh partai Golkar yang sedikit banyaknya berkontribusi bagi Partai Golkar yang kini meraih 18 kursi DPRD dan menjadi modal utama NH-Aqm?
Bro Rivai

Hampir dua tahun saya mendengar nama Bro Rivai, demikian pula salam Bro Rivai ternyata cukup populer di media sosial. Profilenya sebagai pendiri Universitas Pertahanan Nasional dan latar belakang sebagai militer juga banyak menjadi topik diskusi di facebook.
Publikasi di media lokal yang intensif, menjadikan pelan-pelan popularitas Bro Rivai semakin menanjak. Termasuk salah satu topik yang paling banyak dibicarakan adalah dukungan mantan Ketua Demokrat Sulsel, Ilham Arif Sirajudin yang dari sejumlah pemberitaan mendukung mantan kolonel laut ini.

Seperti tiga kandidat lain, pertanyaan yang menarik untuk Bro Rivai adalah apakah pasti Demokrat berlabuh pada Beliau? Kita tunggu saja gerakan Bro yang satu ini.
Rusdy Masse (RMS)

Kalau ada yang paling menarik bagi saya ketika membaca hasil perbincangan di media sosial tentang bakal Calon Gubernur, harus saya akui sosok RMS adalah orangnya. Saya juga tidak pernah berjumpa dengan beliau, apalagi berkenalan.
Namun, membaca isue yang paling banyak diceritakan tentang beliau membuat saya tersenyum sendiri. Ternyata RMS paling sering dibicarakan oleh publik bukan latar belakangnya sebagai Bupati Sidrap dua priode, namun RMS yang pembalap.

Hal ini menarik, apalagi Ketua Nasdem Sulsel ini mungkin adalah calon yang paling muda dibandingkan bakal calon gubernur lainya. Pertanyaan bagi bupati penggemar balap ini, apakah RMS dan tim medianya memang ingin menggarap pemilih pemula, jika seperti itu apa posisi yang akan diincar oleh RMS pada Pilgub kali ini? Gubernurkah atau wakil gubernur?
Mengigat Nasdem sebagai kendaraan, partai ini hanya punya kursi 7 di DPRD Sulsel dan masih membutuhkan 10 kursi lagi. Kita lihat saja bagaimana RMS bermain di sirkuit Pilgub Sulsel.